Kumpulan Karya Cerpen Dari Novel "Melodi Alam" Karya siswa-siswi X IPA 4 SMAN 1 GLAGAH, Banyuwangi Tahun ajaran 2017/2018 M...

Kumpulan Karya Cerpen Menarik

Kumpulan Karya Cerpen Dari Novel "Melodi Alam"
Karya siswa-siswi X IPA 4 SMAN 1 GLAGAH, Banyuwangi
Tahun ajaran 2017/2018

Melodi Alam

36 karya judul menarik yang akan menemani anda akan disajikan disini
SELAMAT MEMBACA 😊😊😊




Setangkai Pohon Ibu
Karya : Vaughan Callista V.P
Instagram : @vaughancallista


“Daniel, jagalah tanaman itu. Rawatlah ia seperti ibu merawatmu,” pesan seorang wanita cantik yang terbaring lemah di ranjang sambil mengelus sayang kepala anak lelakinya dengan lembut.
            “Apa ibu akan pergi?” tanya anak kecil bernama Daniel itu.
            “Ya sayang, ibu hanya akan beristirahat sebentar. Niel harus mengingat pesan ibu ya? Ibu menyayangimu, anakku” ibu Daniel mengecup pelan dahi anaknya itu. “Keselamatan pohon itu bisa jadi berada di tanganmu, Niel.”
            Anak laki-laki berumur 6 tahun itu melihat ke arah tangannya yang disambut kekehan kecil ibunya. Lalu wanita berkulit pucat itu memejamkan matanya perlahan dan tiba-tiba tersusul suara nyaring dari monitor detak jantung yang menunjukkan garis lurus. Baca selengkapnya disini.....

Tangisan Kecil
Karya : Bilqis Rizqy Mahdi Edukatif
Instagram : @bil_rizqy


Bunga itu tertunduk sedih di bawah sinar rembulan. Bunga itu tertunduk bukan hanya karena ia sedih, terdapat amarah dan rasa benci yang amat sangat di lubuk hatinya. Bunga itu tertunduk di dekat sungai yang tak lagi jernih itu, di dalam kesepiannya berjuang untuk tetap hidup. Tanpa adanya sahabat maupun keluarganya. Di tengah kesepiannya itu, muncul sosok berjubah hitam. Sesuatu yang dibencinya menghampirinya dan menyentuh kelopaknya.
“Hai bunga kecil, sedang apa kau di sini? Aku tak pernah melihat bunga lain sepertimu di sekitar sini,” ujar sosok tersebut sambil membelai lembut kelopak sang bunga.
“Ada apa? Aku tak seperti makhluk-makhluk yang kau benci itu. Aku tidak berbohong, percayalah padaku dan ceritakan semua tetang dirimu,” ucap orang tersebut dengan tawa kecil di balik jubah hitamnya.
“Ah, begitu rupanya. Jadi kau ingin membuat para manusia itu jera akan perbuatannya sendiri?” tanya orang tersebut setelah terdiam sejenak.
“Aku bisa membantumu. Tapi apa kau yakin dengan keinginanmu sendiri?” sekali lagi orang tersebut bertanya kepada sang bunga.

Sosok itu nampak berbicara sendiri. Seolah-olah ia tahu apa yang dikatakan sang bunga. Seolah-olah ia tahu apa yang dialami sang bunga selama ini. Baca selengkapnya disini.....

Malaikat Mungil di Lahan Tandus
Karya : Adhitya Faza W.
Instagram : @fazadhitya

Hati yang bimbang, mungkin tempat ini yang pas. Melihat senja tahun baru yang memerah dari kaki bukit Niagara. Berharap kebimbangan di benakku luntur perlahan-lahan. Gemercik air yang turun dari atas lalu mengalir mengikuti alurnya, seakan menambah suasana sejuk di hati. Ku regangkan kedua sayapku, lalu mulai kukepakkan sayap nan indah ini  secara perlahan-lahan. Ku kelilingi bukit yang begitu indah ini, pohon-pohon menjulang begitu tinggi seakan ingin menyentuh awan.  Tetapi, ada suatu hal yang membuatku teringat akan masa lalu. Sebuah kenangan manis yang mungkin telah hilang di benakku.
Kutemukan sebuah rumah tua yang tetap berdiri kokoh walau sudah ditinggal selama bertahun-tahun oleh sang pemilik. Kondisinya sangat mengenaskan. Semak belukar seakan menjadi pengganti hiasan dinding di sana. Ku telusuri seluruh ruangan di sana, dan kutemukan sebuah ruangan yang membuatku teringat akan persahabatan lama kita. Ku pandangi satu-persatu foto tersebut dan kutemukan sepucuk kertas sobekan diary kecil yang telah termakan oleh waktu.. Ku tiup perlahan-lahan butiran debu yang menutupi kertas tersebut, dan terlihatlah sebuah tulisan singkat yang sangat menyentuh hatiku... Baca selengkapnya disini.....

Ini Terlambat
Karya : Azifa Nur Hasanah
Instagram : @azifanh

  Langit senja itu selalu indah. Perpaduan warna orange dan merah yang begitu pas dengan segerombolan burung – burung yang kembali ke sarang nya. Daun–daun yang tertiup angin pun menari dengan damai, ikut menikmati ketenangan senja hari ini. Ditambah dengan suara gemericik air dari barat daya, tanpa kebisingan sedikit pun yang memperlengkap kedamaian sang senja.

            Tapi tunggu, ini bukan aroma alam. Hanya ada aroma rumah sakit yang menyerbak penciumanku. Tidak. Aku tidak sedang berada di rumah sakit. Aku tepat di bawah sebuah pohon mangga yang rindang, di sebuah bukit yang terletak di belakang rumahku, dan sedang terpikat kepada sang senja. Baiklah, lupakan saja. Tidak ada rumah sakit disini. Tapi mungkin saja aroma puskesmas? Itu hanya 1 km dari sini. Baca selengkapnya disini.....

Sejuk yang Tersembunyi
Karya : Leni Mei Ristin
Instagram : @lenimeir


Suara alarm membangunkan tidurku di pagi hari, kucoba raih alarm untuk kumatikan dan mencoba tidur kembai, tetapi ternyata waktu telah menunjukkan pukul 04.30 WIB. Dengan rasa kantuk yang masih menyelimuti mataku, kucoba beranjak dari tidurku. Kubuka jendala kamarku. Keadaan masih seperti hari-hari lalu. Suara klakson mobil yang bersautan, suara kendaran yang lalu-lalang,dan suara teriakan orang yang sedang terburu-buru dengan aktivitasnya masing-masing. Keadaan yang tidak menyenangkan. Tidak ada udara sejuk di pagi hari, yang ada hanyalah polusi dari mobil dan kendaraan bermotor lain.
“Nduk,ayo bangun! Mau ikut tidak?” suara ibuku di seberang pintu membangunkan lamunanku. Baca selengkapnya disini.....

Gadis yang Hilang
Karya : Triyas Putri Susanti
Instagram : @triyasps_


Senja baru saja turun, di kejauhan masih ada semburat merah muda yang cantik. Di tepi jalan terdengar bunyi mesin mobil di mana-mana. Fuhh… aku menghembuskan napas berat melihat pohon-pohon yang berserakan di pinggir jalan. Pohon-pohon yang hidup puluhan tahun itu kini sudah tergeletak tak berdaya. Mereka sudah mati. Aku merasa terenyuh, hatiku pilu melihat pohon-pohon yang tak berdosa itu ditebang satu persatu. Dasar para manusia serakah, lebih mementingkan bisnis dari pada menjaga alam. Lihat saja jika hutan sudah banyak yang gundul, akan terjadi bencana alam di mana-mana. Baru tahu rasa. Umpatku dalam hati.

Aku harap supaya manusia-manusia serakah itu dihukum oleh Sang Penguasa karena telah merusak alam ciptaan-Nya. Aku mengayuh kembali sepeda yang dipakai untuk berangkat ke sekolah tadi pagi. Aku bersyukur karena di dekat desaku masih ada hutan yang dilindungi para warga. Desa kami mempunyai peraturan yang sangat tegas untuk tidak sembarang menebang hutan. Itu semua dilakukan demi kelangsungan hidup manusia. Karena bagaimana pun juga hutan adalah paru-paru dunia yang harus selalu dijaga. Baca selengkapnya disini.....

Hilang
Karya : Syintia Dwi Pramesti
Instagram : @syintiadwp


Dulu, hutan di Indonesia dikenal sebagai penghasil oksigen yang baik untuk masyarakat Indonesia bahkan dunia. Namun “Dulu” ketika hutan di Indonesia masih luas,  hijau, dan subur. Dan kini lihatlah, para penguasa, konglomerat, pembisnis, atau setara dengan itu sibuk mengeksploitasi hutan besar-besaran. Maka ketika kemarau tiba, matahari semakin terasa panas mengganas yang cukup mampu untuk meretakkan aspal dan membakar kulit manusia. Angin menggerakkan debu debu bercampur dengan udara, menyapu wajah, terhirup saat bernafas, menempel pada dedaunan, kemudian bergerak tak tentu arah. Keringat mengguyur seluruh tubuh, melengket di kulit dengan debu debu sehingga menimbulkan bau, aku sungguh tidak menyukai kemarau.
            Aku bersepeda di atas aspal yang panas layaknya arang api di siang hari, dan sesekali angin behembus membawa debu menyapu wajah yang membuatku spontan menyipitkan mata dan memalingkan wajah ke kiri atau ke kanan. Lalu jauh di ujung mata memandang, fatamorgana memanjakan pandanganku dengan tipuannya, waktu aku melihat ke atas, tampak matahari menggelora menyilaukan mata, langit biru bagaikan samudra, dan sekumpulan awan cirrus yang menggumpal layaknya permen kapas yang berwarna putih-kelabu menambah keindahan langit. Baca selengkapnya disini.....

Hijau Kembali
Karya : Shafira Rihhadatul 'Aisy
Instagram : @shafiraaisy



Deras hujan mengganggu perjalananku menuju bandara. Ya, hari ini aku berencana pindah disuatu tempat yang jauh dari perkotaan, tepatnya di Desa Caracas. Sebuah desa yang berada di Kuningan, Jawa Barat. Oh ya perkenalkan namaku Caraka Nareswara. Bisa dipanggil Raka. Orang bilang hidup di desa lebih menyenangkan dibandingkan hidup diperkotaan, maka dari itu aku mencoba untuk pindah ke Desa Caracas.
Satu jam kemudian aku sampai di bandara. Ku turuni taksi tersebut dan segera masuk ke bandara untuk melakukan check in. Setelah sampai di awak pesawat aku duduk di kursi yang sesuai dengan tiketku. Pesawat pun take off, segera kubuka novelku untuk mengusir rasa kebosanan. Tak kerasa aku pun tertidur.
Dua jam kemudian, aku sampai di bandara tujuanku. Aku pun keluar dari bandara itu dan mencari taksi untuk melanjutkan perjalananku ke Desa Caracas. Hari sudah malam, rasa penat masuk kedalam tubuhku. Ingin rasanya cepat sampai dirumah baruku dan segera istirahat disana. Baca selengkapnya disini.....

Sepucuk Fatamorgana
Karya : Raras Gupita Dayintatyas
Instagram : @rgupitaa



Dunia ini bagaikan tumbuhan hijau yang mampu menyihir mata setiap manusia yang memandangnya. Sangat menakjubkan dan begitu indah. Tapi lambat laun ia akan menguning kering yang pada akhirnya musnah. Disinilah hariku dimulai, di kota kecil namun penuh dengan keramaian orang-orang yang setiap harinya selalu berlalu-lalang mencari penghidupan yang lebih baik. Aku biasa menghabiskan waktuku di sebuah padang rumput yang terbilang kecil di belakang bangunan tua di kotaku. Ya, rumahku memang terletak di pinggir kota, tapi aku senang dengan begitu aku tidak terlalu bising mendengarkan ricuhnya keadaan di kota. Aku senang bermain di padang rumput itu bersama teman-temanku, menghabiskan sisa waktu senja menatap indahnya sinar mentari yang akan redup. Aku telah bermain disana setidaknya sejak umurku masih berusia 6 tahun dan sekarang aku telah berusia 15 tahun. Baca selengkapnya disini.....

Perdamaian Sahabat
Karya : Vera Eka Rahmawati
Instagram : @veraeeka


Pagi ini terlihat sang mentari tersenyum bahagia dengan cahaya yang gemerlap terang, aku memulai hariku dengan penuh semangat. Aku adalah anak bernama Selvi. Aku mempunyai banyak teman beberapa di antaranya adalah Tasya, Feni, dan Dava. Tasya dan Feni menjalin persahabatan yang cukup lama, mulai dari mereka berkenalan ketika daftar SD sampai sekarang mereka tetap bersama. Dava adalah anak yang suka iseng dengan temannya terutama aku.
Hari ini di sekolahku mengadakan acara lomba kebersihan kelas dalam rangka adiwiyata. Aku dan teman-temanku antusias untuk menyambut kegiatan lomba terebut. Kami saling bergotong royong untuk membersihkan dan mempercantik kelas. Aku dan teman-temanku sangat bersemangat mengerjakan itu semua. Kami memanfaatkan botol bekas air minum untuk dijadikan pot gantung yang indah dan memanfaatkan kardus atau koran bekas untuk dijadikan phigura gambar pahlawan. Kami menjadikan sekolah kami sebagai tempat belajar yang baik dan sahabat bagi bumi.Baca selengkapnya disini.....

Menjuang Sembari Menjaga Nirwana
Karya : Shinta Nurika
Instagram : @shinta.nurika



Sang Raja siang mulai tenggelam diufuk barat menyisakan langit yang berwarna kemerahan, burung burung mulai beterbangan di udara untuk kembali ke sarangnya, cucuran keringat masih mengalir deras pada diri seorang lelaki yang selalu mengayuh sepeda tuanya demi mencapai tujuan hidupnya itu. Seorang lelaki muda dengan semangat juanganya yang tinggi bermimpi menggapai cita-citanya itu. Siapa yang tak kenal pemuda dengan rambut gondrong awut-awutan, hampir seluruh mukanya ditutupi bulu lebat, wajahnya yang tidak terlalu halus pori-porinya  terlihat dan rahangnya yang menyembul lelaki pemberani dan cerdas dengan kategori pemuda misterius di kampungnya itu. Lelaki yang mau melawan badai, membunuh beruang bahkan ketika usiannya sendiri belum sepuluh tahun melawan kekuatan apapun yang dianggapnya salah dan merugikan orang lain.
Dia masih termenung di serambi rumah panggungnya sambil menyaksikan kabut tibis yang perlahan pergi satu persatu, memberikan tempat kepada sinar surya yang datang dengan warna keemasan. Hari masih pagi dan kampung ini sudah sepi. Sudah menjadi kebiasaan rutin, sejak selesai shalat subuh, para lelaki pergi ke rimbo menakik getah. Mereka pulang sekitar pukul 7 atau  8 . Selain itu mereka istirahat sebentar sebelum turun ke sawah. Sore  hingga malam, banyak dari mereka kemudian turun ke sungai ; menebar jala mencari ikan atau melihat lukah yang dipasang di sore hari sebelumnya. Dan yang dilakukan oleh para wanita; bagi yang muda, mereka akan ke sungai mencuci pakaian, dan para ibu ke pasar menjual ikan hasil tangkapan suami dan anak-anak mereka di sungai. Kehidupan yang rutin dari dulu hingga kini di kerjakan. Baca selengkapnya disini.....

Impian yang Mulia
Karya : Nandita Rizky Azijuliza
Instagram : @nanditarizky



Alam adalah segalanya untukku, tanpa adanya alam hidupnya serasa hambar. Karena dengan alam aku bisa melihat keindahan yang menajubkan hati dan mengingatkan kita bahwa alam juga perlu dijaga dan dilestarikan. Dengan melihat keindahan alam aku bisa menenangkan pikiran dan melepaskan semua beban yang aku alami. Alam adalah segalanya bagiku.
“Zel, ayo jangan suka ngayal terus jadi orang,” kata Raima. Raima adalah salah satu sahabat terbaik Zelika, mereka selalu bersama saat seneng maupun sedih. Dia adalah Zelika Anastasya Putri Rania. Zelika memiliki lima sahabat, yaitu Riama, Linia, Clino, Faril dan Koshil. Mereka duduk di bangku kelas satu SMA. Ia sudah menjalin persahabatan saat di bangku kelas satu SMP. Baca selengkapnya disini.....

Dimana Zamrud Khatulistiwaku
Karya : Adinda Rizka Amalia
Instagram : @adindarizkaa


Sekolah SMAN 1 Glagah mengadakan Kemah Akbar yang diselenggarakan pada tanggal 20 November 2017 di Kebun Jati. Kemah ini akan kami  laksanakan 4 hari lagi, semua siswa kelas 10 wajib mengikutinya, karena kemah ini adalah kemah tahunan yang selalu diadakan oleh sekolah ini. Pada saat pembagian regu, Aku mendapat regu bernama regu “Teratai”, regu ini berisi 5 anak yang terdiri dari Keke, Bobo, Nomi, Edo, dan Aku. Setelah pembagian regu, Bu Mona selaku pembina jalannya Kemah Akbar ini, memberikan surat pernyataan setuju yang harus ditandatangani oleh orang tua murid masing-masing.
            Keesokan harinya seluruh siswa-siswi kelas 10 dikumpulkam di aula sekolah. Aku dan semua teman-teman mengumpulkan surat pernyataan yang sudah ditandatangani oleh orang tua kita masing-masing. Setelah mengumpulkan surat pernyataan, Bu Mona memberikan surat berisi keperluan yang harus dibawa saat kemah. Aku dan teman-teman regu pun medapat bagian sama rata untuk membawa keperluan-keperluan tersebut. Baca selengkapnya disini.....

Diri yang Terbawa Arus
Karya : Ilhan Junio
Instagram : @ilhanjunio


Lelah rasanya mataku melihat kerumunan bunga yang sangat mengilaukan dan mengalihkan pandangan seseorang yang melewatinya. Banyak lalat yang menghinggapi bunga tersebut. Dan resah rasanya diriku melihat lalat yang hinggap disuatu benda setelah ia menghinggapi bunga yang mengilaukan tersebut. Lalat dan bunga mengilaukan yang tidak terpisahan.
Pada suatu hari disebuah sekolah yang berada di Banyuwangi yaitu SMAN 1 Glagah sedang diadakan lomba kebersihan antar kelas untuk seluruh kelas X,XI, dan XII. Aku duduk dibangku kelas 10, yaitu X IPA 4. Aku memiliki banyak teman,salah satunya bernama Ipung. Dia sangat pemalas untuk mengerjakan tugas apalagi untuk bersih bersih kelas.
Ketika sebelum pulang sekolah, ketua kelas pun mengumumkan bahwa diadakan lomba antar kelas untuk seluruh keklas X,XI, dan XII.
 Seluruh siswa pun terlihat gembira “ Horeeeee....... Kita akan bersih bersih,
 lalu Ani salah satu anak paling jijik dengan yang namanya kotoran pun berkata “ Akhirnya kita akan bersih-bersih, aku sudah muak belajar dikelas yang kotor ini, mbikin belajar tidak nyaman saja,Baca selengkapnya disini.....

Senja di Alamku
Karya : Intan Puspita
Instagram : @intn.pus


Matahari mulai terbit dari timur dengan sinarnya yang indah, sisa-sisa embun menandakan sejuknya udara. Serta kicauan burung-burung yang ikut serta menyapa pagi. Tiba-tiba terdengar suara.
Praaakkkk!!!.
Suara itu berasal dari kamar seorang gadis. Gadis itu adalah Icha, yang tinggal di sebuah kota dengan kakaknya, yaitu Chiko. Karena mendengar suara itu, Chiko menanyakan itu pada adiknya.
“Ca apakah kau menjatuhkan sesuatu?’’ tanya Chiko.
“Tidak kak, hanya bukuku saja yang jatuh,”
“Yasudah, aku sudah siapkan sarapan  cepat keluar atau kamu akan dihukum  gurumu karena terlambat!” Chiko yang selalu cerewet mengajak caca untuk sarapan.
Sampailah mereka di meja makan untuk sarapan, Icha makan dengan terburu-buru, dan berkali-kali tersedak karena matanya yang selalu melihat jam dinding rumahnya yang  menunjukkan pukul 06.20.
“Icha marica ayo berangkat,” terdengar suara Doni yang memanggil Icha dengan panggilan usilnya. Karena suara Doni yang lantang, Icha bisa menebak suara siapa yang ada diluar rumahnya. Doni adalah salah satu sahabat kecil Icha yang selalu mengajaknya berangkat ke sekolah bersama. Baca selengkapnya disini.....

Jangan Ganggu Anugerah Tuhan
Karya : Iva Farida Fitri Silvia Prameswari
Instagram : @fitri_ivafsp


Di pagi yang cerah di hari pertama libur semester ini, Serena berencana untuk mengunjungi rumah sahabatnya, Reyna di wilayah Dago Utara. Kebetulan pagi ini Serena tidak ada kegiatan seperti hari libur biasanya, seperti klub renang, dance, latihan taekwondo, karate, dan les. Sebelum pergi ke rumah Reyna, Serena menelpon Nathaniel, kakaknya yang sekarang di Dago Utara, untuk memberitahu bahwa akan mampir ke rumah Nathaniel.
“Assalamu’alaikum,” salam Serena.
“Wa’alaikumsalam. Kenapa, Ren?” jawab Nathaniel.
“Kakak lagi keluar nggak? Soalnya aku mau ke Dago Utara nih mau ke rumah Reyn, nanti mau mampir ke rumah kakak,” kata Serena.
“Mampir dah. Dengan senang hati. Kan aku selalu open house. Kangen kamu aku, dek. Kamu kangen juga nggak?” tanya Nathaniel.
“Iyalah, pasti. Secara aku emang ngangenin kan?” kata Serena dengan nada menggoda dan tertawa renyah.
“Iya deh, iyain biar cepet,” jawab Nathaniel yang menaggapi adiknya dengan penuh kasih sayang. Baca selengkapnya disini.....

Determination
Karya : Kharisma Huril'in Firdaus
Instagram : @kharismahuril



Langit yang cerah membuatku bersemangat ke sekolah hari ini. Seperti hari-hari sebelumnya, aku selalu diantar ayahku ke sekolah. Katanya sih, agar kami bisa mengobrol lebih banyak. Maklum beliau adalah orang yang sangat sibuk, jadi tidak heran jika beliau jarang sekali terlihat di rumah. Omong-omong soal ayah, ayahku adalah orang yang sangat cinta alam. Pernah suatu hari beliau bertemu dengan seorang anak yang memetik bunga dijalan, lalu ayahku berhenti untuk menegur anak itu.
Aku juga sama seperti ayah, pecinta alam. Alasan mengapa aku sangat mencintai alam adalah ayahku. Ayahku pernah berkata kepadaku saat aku kecil, bahwa kita bisa hidup dan bernafas karena alam, karena tumbuhan di sekitar kita yang menghasilkan oksigen sehingga kita bisa bernafas. Sejak saat itu aku suka sekali bermain dibawah pohon besar yang tumbuh didekat rumahku dulu, ayah menanggilnya Gillian. Baca selengkapnya disini.....

Pahlawan Lingkungan Desa
Karya : Ahmad Fadlail
Instagram : @ahmadfadlail



Kebanyakan penduduk desa adalah penduduk yang suka sekali menjaga lingkungannya dengan turun – temurun, bahkan bagi penduduk kota ingin sekali tinggal di desa yang biasanya penduduk desa yang ramah dan sangat menjaga lingkunggan desanya. Tetapi, penduduk desa kali ini berbeda, Desa Osing namanya, banyak penduduk Desa Osing yang suka sekali merusak lingkungan bahkan ada satu keluarga yang berprofesi sebagai penebang hutan secara liar karena mengikuti perkataan si Bosnya, setiap musim hujan penduduk desa selalu resah, karena lingkungan tersebut selalu tergenang banjir, dan rumah si Bos dari penerima kayu hasil dari penebangan liar tersebut, menjadi lahan bagi penduduk yang ingin mengungsi. Tetapi si Bos kayu tersebut memasang ongkos untuk pengungsian bagi penduduk Desa Osing, hal tersebut membuat si bos kayu tersebut semakin kaya, dengan cara yang kurang baik, memang di Desa Osing tersebut si Bos kayu terkenal dengan kekayaan yang melimpah hasil dari penebangan liar tersebut. Baca selengkapnya disini.....

Bumi Tidak Seindah Dahulu Lagi
Karya : Moch. Gibran Nashif Arrizal
Instagram : @gibran_arrizal



Sangat memprihatinkan keadaan bumi saat ini, bencana seolah-olah tak kunjung hilang dari muka bumi. Berbagai macam bencana yang sering melanda bumi, dikarenakan ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, memelihara lingkungan alam. Bahkan makhluk yang lain turut menjadi korbannya, hingga angka keberadaannya diambang kepunahan, ada juga yang benar-benar tidak ada lagi, di muka bumi. Apakah manusia termasuk makhluk yang serakah dan mementingkan dirinya sendiri? jawabannya kembalikan pada diri sendiri, dan renungilah kejadian ini.
Layar Televisi memperlihatkan betapa parahnya kondisi lingkungan alam, sangat jelas terpampang di hadapanku, manusia yang melakukan ilegal logging, pencurian hewan langka secara ilegal, perdagangan hewan ilegal, itu semua beberapa contoh dari kerusakan lingkungan alam. Perlahan lahan air mataku mulai menetes, aku tak kuasa melihat sekelompok orang, yang melakukan tindakan itu. Tiba tiba, ibu datang sambil membawa secangkir teh hangat. Baca selengkapnya disini.....

Penanaman Seribu Pohon
Karya : M. Syihab Romdhon
Instagram : @aissyihab_


Pagi itu pukul 04.30, suara Ibu membuatku terbangun dari tidurku. Ternyata, ibu ingin mengajakku pergi ke taman untuk menghadiri acara menanam seribu pohon di desaku jam 08.00 nanti. Aku pun bergegas bangun, merapikan tempat tidurku, dan pergi ke kamar mandi untuk Wudhu.
            O iya perkenalkan namaku budi aku adalah siswa di SMA 1 SUBANG. Sekarang aku berada di kelas X di kelas ipa. Mari kita lanjut ceritanya
Setelah aku wudhu aku segera mengambil sarung dan sholat shubuh. Aku sholat dengan sangat khusyuk. Selesai sholat, aku pergi ke kamar mandi dan segera mandi.“Byuur!” Aku mengguyur tubuhku dengan segayung air.
“Hmm… segar!” kataku dalam hati.
            Aku pun menggosokkan sabun ke badanku dan sehabis itu mengguyur badanku lagi.
“Brr… dingin juga ya air pada pagi ini!!!” kataku sambil gerak gerak agar tidak terlalu kedinginan. Baca selengkapnya disini.....

Hutanku
Karya : M. Fikry Zulvan Wicaksono
Instagram : @fikryzulvan





Hari selasa Joko dan Trias jam 7 malam di hutan alas purwo desa Kendal rejo. Di sana Joko dan Trias menginap di hutan itu.

“Dug… Dug…” terdengar dari kejauhan.
“Suara apa itu sebenarnya?” tanya Joko pada dirinya sendiri.

Sekeliling Joko tampak berkabut yang sangat pekat. Semakin terdengar jelas suara misterius itu. Selangkah. Dua langkah.

“Mas Joko, bangun! Buruan!” teriak Trias.

“Ada apa to Trias? Masmu ini tuh masih ngantuk!” ujar Joko dengan kesal. Namun, tiba-tiba berubahlah raut wajah Joko setelah mendengar suara yang sama persis dengan yang ada dalam mimpinya.

“Mas dengar to? Tuh bunyi lagi.”

“Ayo kita cari tahu, Tri.” Baca selengkapnya disini.....

Tinggalkan Jejak Bukan Sampah
Karya : Muhammad Farrel Aprilliant Putra
Instagram : @farrel_aprlnt


Agus adalah seorang mahasiswa yang berasal dari salah satu Universitas ternama di Bali. Agus sangat suka mendaki gunung, dan sudah beberapa gunung di Indonesia sudah ia taklukan dalam waktu setahun. Dia juga sangat mencintai lingkungan, bahkan teman-temannya saja jika membuang sampah selalu dimarahinya. Menurut sahabatnya yang selalu menemaninya saat mendaki, Agus selalu membawa kantong-kantong plastik besar untuk menampung semua sampah yang berserakan. Bahkan teman-temannya yang ikut mendaki selalu membawa sampah ketika pulang dari mendaki dan dibuang di tempat sampah yang telah disediakan di pos pertama pendakian.
Pelajaran ini didapatkan Agus dari ayahnya yang waktu SMA mengikuti ekstra Pecinta Alam. Ketika itu Ayah Agus diajarkan oleh gurunya untuk tidak pernah membuang sampah ketika pendakian ke gunung, apalagi kulit permen dan jika ketahuan akan dapat hukuman yaitu membawa seluruh sampah teman-temannya dan memungut sampah yang berserakan di jalan. Ayah agus juga mengajarkan bahwa sampah dapat merusak bumi juga kehidupan di masa depan, dan selalu menegur Agus ketika membuang sampah sembarangan dan juga dinasehati agar tidak melakukan hal tersebut. Baca selengkapnya disini.....

Kembalikan Desaku
Karya : Hikmatul Laila
Instagram : @hl_662


Kisah ini berawal di sebuah desa terpencil yang bernama Desa Sumber Urip. Desa ini terletak di bawah lereng pegunungan.  Lereng nan elok bagaikan background dari desa kecil tersebut. Bangunan rumah penduduk yang berdiri kokoh di sana layaknya jajaran orang yang sedang mengantri sembako, berbaris rapi dan membuat empat banjar yang tidak terlalu panjang. Desa ini merupakan desa yang masih alami dan juga asri karena disana banyak sekali pohon yang dapat kita jumpai, tumbuh dengan kokoh dan tinggi menjulang ke atas. Selain itu, air sungainya yang tampak berkilau karena sorotan cahaya matahari, berkilauan bagaikan lautan kristal.
Di desa tersebut terdapat sebuah keluarga kecil yang sederhana. Walaupun hidupnya jauh dari kata mewah dan serba tercukupi, tetapi kehidupan keluarga mereka sangatlah tentram. Di dalam keluarga kecil tersebut terdapat seorang anak laki-laki yang bernama Raihan Hamdan, ia biasa dipanggil Raihan. Baca selengkapnya disini.....

Surat dari Masa Depan
Karya : Natascia Iphonne Parameswari
Instagram : @natasciaip


Pada suatu pagi yang cerah saat matahari mulai merambah masuk melalui tirai. Terdapat sepucuk surat di depan pintu yang menanti berharap segera dibuka oleh penerima. Surat ini terlihat misterius covernya dihias dengan cantik terdapat helaian-helaian daun yang terlihat kusam namun tampak menarik. Terlihat sangat tenang di luar pada pagi ini namun berbeda dengan apa yang terjadi di dalam rumah.
Kring…kring…kring…
Bunyi alarm yang menunjukkan pukul 06.15 pagi, si gadis yang masih bergelung nyaman dalam balutan selimutnya tergelonjak kaget akibat bunyi alarm itu.
“Mampus bakal telat nih” dia pun segera mandi dengan kecepatan lima kali lipat dari biasanya. Setelah selesai, ia pun mengambil seribu langkah untuk berjalan.
 “ Ibuuuu… aku telat, Iona pamit dulu kesekolah yaaa,” sorak Iona dengan lantang,
 “Iyaa nak hati-hati,” jawab ibu Iona.
Setelah berada di depan rumah dia pun kaget karena dia menginjak sepucuk surat yang tergeletak manis di depan pintu rumahnya. Baca selengkapnya disini.....

Jaga Alam Jaga Kebersihan
Karya : Naufal Alif Firdausy
Instagram : @naupal_al


Agus adalah seorang mahasiswa yang berasal dari salah satu Universitas ternama di Bali. Agus sangat suka mendaki gunung, dan sudah beberapa gunung di Indonesia sudah ia daki dalam waktu setahun. Dia juga sangat mencintai lingkungan, bahkan teman-temannya saja jika membuang sampah selalu dimarahinya. Menurut sahabatnya, Agus selalu membawa kantong-kantong plastik besar untuk menampung semua sampah yang berserakan. Bahkan teman-temannya yang ikut mendaki selalu membawa sampah ketika pulang dari mendaki dan dibuang di tempat sampah yang telah disediakan di pos pertama pendakian.
Pelajaran ini didapatkan Agus dari ayahnya yang waktu SMA mengikuti ekstra SISPALA. Ketika itu Ayah Agus diajarkan oleh gurunya untuk tidak pernah membuang sampah ketika pendakian ke gunung, apalagi kulit permen dan jika ketahuan akan dapat hukuman yaitu membawa seluruh sampah teman-temannya dan memungut sampah yang berserakan di jalan. Ayah agus juga mengajarkan jika sampah dapat merusak bumi juga kehidupan di masa depan, dan selalu menegur Agus ketika membuang sampah sembarangan dan juga dinasehati agar tidak melakukan hal tersebut. Baca selengkapnya disini.....

Alam Untuk Kita
Karya : Alvianti Anggita Dewi
Instagram : @alviantianggitaa


Hawa dingin yang menusuk tulangku saat air membasahi tubuhku.
“Brrrrrrrrrr,” kataku sambil menumpahkan air ke tubuhku untuk sekian kalinya.
Ketukan pintu kamar mandi yang sudah menuntutku untuk cepat keluar dari zona es tersebut, begitulah kebiasaan mamaku saat aku sudah terlalu lama berkolaborasi dengan air. Hari libur yang tidak jarang menjadi hari tidurku juga, saat ini sedikit berbeda. Sesuai dengan perjanjian yang sudah direncanakan sekitar 3 minggu lalu, kini akan terlaksana. Aku bersama teman-temanku akan pergi ke suatu puncak yaitu puncak Mahameru. Teman-temanku diantaranya Dodo, Dita, Adit, Meme, dan Fiki. Mereka teman akrabku sejak masih duduk di bangku SMP, sekitar 4 tahu lalu. “Ca,” begitulah mereka biasa memanggilku yang diambil dari nama “Caca”. Kami yang begitu menyukai alam tidak jarang memberikan waktu kami untuknya. Baca selengkapnya disini.....

Pahlawan Lahan Tandus
Karya : Ramadhani Wijaya
Instagram : @rama.d.w


Kilauan cahaya keemasan mulai melewati celah gunung yang menjulang tinggi. Di balik gunung tersebut terdapat sebuah desa kecil yang mungkin asing ditelinga masyarakat pada umumnya. Di desa itulah aku dan keluargaku melangsungkan kehidupan sehari-hari. Desa tersebut dapat dibilang sangatlah gersang, hampir tidak ada satupun benih yang dapat kita jumpai disana. Akibat hal itu, kami selalu merasakan berbagai kesulitan setiap harinya, untuk setetes air pun kami harus mengantri berjam-jam pada tangki air yang sudah disediakan oleh pemerintah. Jika kami ingin sayuran, kami harus berjuang melewati batu batu terjal yang menghalangi jalan menuju pasar di desa kami.
            Aku tinggal di rumah yang sangat sederhana. Tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil namun cukup untuk melindungiku dan keluargaku dari dinginnya hawa gunung. Rumah yang ku tempati hanya terdiri dari 3 ruangan. Ruang keluarga, ruang tamu, dan dapur saja. Rumahku tidak terdapat kamar mandi. Jika aku ingin mandi atau buang air, aku tinggal berjalan saja menuju sungai dekat rumahku. Sungai itu juga sangat membantu kehidupan keluargaku. Baca selanjutnya disini.....

Para Pencuri Alamku
Karya : Ijl Taqiy Christya Dewanta Arthur Archiles
Instagram : @arthurarchiles


Mungkin memang sudah terbiasa,  Fengi bangun jam 4 pagi kemudian melaksanakan salat subuh. Ia melihat keluar rumah sambil mendengarkan burung-burung pagi berkicauan. Saat-saat inilah yang dia suka. Sambil berandai-andai, Fengi mengobrol dengan ayahnya.
“Wah, enak ya jadi burung yah, bisa terbang,” aku berkata kepada ayah.
“Itulah alam, nak. Banyak makhluk hidup yang memiliki keunikan dan kelebihan ketimbang manusia, makanya kita harus jaga dan lestarikan alam kita yang asri nan indah ini.” saut ayahnya.
            Rumah Fengi tidak jauh dengan sekolahnya, jadi dia tidak perlu berjalan jauh untuk pergi ke sekolah. Iapun segera mandi dan bersiap-siap ke sekolah. Terkadang Fengi diantar orang tuanya atau berjalan kaki. Hari ini Fengi berjalan kaki karena orang tuanya terburu-buru menuju tempat kerja. Baca selengkapnya disini.....

Sebutir Sampah
Karya : Rizaldi Fajar F
Instagram : @rizaldiff



Namaku adalah Dino. Aku bersekolah di SMA Negeri 1 Glagah, aku duduk di kelas 10 IPA 4 bersama sahabatku yang bernma Donidan lain-lain. Sekolahku SMA Negeri 1 Glagah selalu menjaga kebersihan lingkungannya, karena sekolah ini menerapkan prinsip SEKAM (Sampah, Energi, Keanekaragaman hayati, Air, dan Makanan) untuk menjunjang Adiwiyatanya. Adiwiyata adalah upaya membangun program atau wadah yang baik dan ideal untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia. Adiwiyata disebut juga program pendidikan lingkungan hidup
Suatu hari pagi yang cerah aku terbangun pagi dari tempat tidur. Aku membereskan tempat tidurku dan siap-siap pergi bersekolah. Setelah itu aku pamit kepada kedua orang tuaku dan pergi ke sekolah SMA Negeri 1 Glagah menggunakan sepeda. Sampai di sekolah, aku menyapa teman-temanku yang selalu ceria dalam menghadapi tugas-tugas yang banyak. Pada hari itu, tepatnya hari senin aku dan teman-temanku bersiap-siap berkumpul di lapangan sekolah untuk upacara bendera.
Hari itu di lapangan sekolah aku berkumpul bersama kakak kelas 11 dan 12. Baca selengkapnya disini.....

Keinginanku Bertahan Menjaga yang Rusak
Karya : Alya Laitul A
Instagram : @alyalailatul


Pagi ini tak kurasakan cahaya matahari merabah tubuhku, kubuka mataku setelah sekian tahun lamanya, kuingin tahu ada apa sebenarnya. Sekarang tak ada angin sejuk yang menerpa tubuhku, tak ada burung-burung berkicauan setiap pagi yang bertengger di tubuhku, dan hari demi hari canda-tawa temanku hilang. Ternyata bumiku telah rusak. Banyak temanku mati karena ditebang. Dengan keadaan bumi yang sekarang aku bertanya-tanya makhluk seperti apa yang hingga tega merusak rumahku.
Tiba-tiba terdengar percakapan  yang tempatnya agak jauh.
“Bos,  apakah ini sudah cukup?  Ini pohon terakhir jadi tak ada lagi pohon yang dapat kita tebang Bos,” kata sesesorang kepada bosnya.
“hmmmm,  kamu yakin? Rasa-rasanya kemarin aku melihat masih ada pohon Beringin besar yang sangat menguntungkan bisnis kita,  tapi dimana ya?” tanya seseorang yang mereka sebut sebagai ‘Bos’. Baca selengkapnya disini.....

Penyelamatku
Karya : Alivia Nur Shafira
Instagram : @shafirrann



Pada suatu hari, hiduplah seorang raja yang bernama Raja Hijau di kerajaan yang amat sangat besar. Kerajaan ini memiliki pemandangan tumbuhan hijau yang indah nansegar saat dipandang. Sifat sabar, bijaksana, pantang menyerah, tampan, dan adil sang raja membuat Ia disukai para penduduknya. Apalagi Ia memiliki sifat yang unik, yaitu cinta pada alam. Di sekitar kerajaannya tidak ada satu sampah pun yang berserahkan. Pemandangan tumbuhan hijau, dan lingkungan bersih nan indah membuat semua penduduk kerajaan nyaman tinggal di sana. Tetapi sampai saat ini raja Hijau belum mempunyai pendamping hidup. Padahal banyak sekali wanita yang terpesona dan ingin menjadi istrinya. Tapi, tidak ada satu wanita pun yang memikat hatinya.
Pada suatu hari, Raja Hijau pergi ke hutan menaiki kuda untuk memburu hewan. Saat Ia berburu, Ia menemukan seekor rusa yang gemuk. Lalu, Ia arahkan anak panahnya ke rusa tersebut. Tapi sangat disayangkan, anak panah tersebut meleset. Karena saat itu, Raja Hijau mendengar teriakan seseorang yang meminta tolong. Dengan segera, Ia pun mencari sumber suara tersebut. Dan ditemukannya seorang wanita yang diikat di sebuah pohon besar dengan bunga-bunga yang berserahkan di bawahnya. Kemudian, Ia lari kecepat kilat untuk menolong wanita tersebut. Setelah Ia melepaskan tali di tubuh wanita tersebut, Ia diam seribu bahasa karena terpesona akan kecantikan wanita ini. Setelah beberapa saat Ia diam, akhirnya suara si wanita ini mengalihkan pandangannya. Baca selengkapnya disini.....

Pohon pun Punya Perasaan
Karya : Fania Aulia Rahma
Instagram : @faniaaaulia



Namaku Kyla Ofelia biasa dipanggil Kyla oleh orang tuaku tapi teman-temanku memanggilku dengan nama Opel. Begitulah karakter orang jawa yang sedikit susah mengucapkan huruf F. Umurku sudah menginjak usia 20 tahun, tapi kata orang tuaku aku masih saja seperti anak kecil yang masih suka bermain. Gerimis kini mulai membasahi rumah pohonku secara perlahan. Pohon-pohon itu mulai bergoyang mengikuti arah hembusan angin. Awan-awan gelap sedang berusaha utuk menghalangi matahari untuk bersinar. Ku teguk secangkir teh hangat untuk menikmati suasana di depan rumah. Hari liburku terasa lebih nikmat karena aku dan kedua orang tuaku kini telah menetap di desa yang sangat unik. Letak rumah-rumah di desa ini berada di atas pohon. Karena itulah desa ini dinamakan Desa Rumah Pohon.
Gerimis kini berubah menjadi hujan yang cukup deras. Bau tanah yang khas dan udara dingin kini mulai terasa. “Hujan-hujan begini kayaknya enak nih kalau main air,” pikirku. Kemudian dengan hati-hati aku pun turun ke bawah pohon. Baca selengkapnya disini.....

Pembawa Perubahan
Karya : Ayu Alfiatus Ismanto
Instagram : @ayualfiatus


Rabu 30 Mei 2013, SMA Negeri 70 Jakarta akan didatangi oleh tim Adiwiyata. Semua siswa dan siswi di sekolah tersebut sangat sibuk dengan kelasnya masing-masing. Namun, tak berlaku bagi Ryan Dwi Anggara kelas XII IPS 3. Ia dicap sebagai anak ternakal di sekolah yang selalu ditemani oleh Boby dan Reno teman sekelasnya sejak duduk di kelas X.  Yang benar saja saat semua murid sedang menghias dan membersihkan kelasnya ia bersama dengan kedua temannya sedang asik bermain game online yang ada di smartphone miliknya. Mereka tak perduli dengan kesibukan murid lainnya. Mereka menganggap penilaian Adiwiyata itu tidak penting sama sekali. Namun, ada salah satu siswi yang suka sekali dengan bercocok tanam dan hal-hal yang berbau dengan alam. Ia adalah Dyah Ayu Maharani kerab disapa Rani. Gadis ini suka sekali berkebun, sampai saat di sekolah pun ia sibuk mengerjakan tanaman yang ada di belakang sekolah. Menurutnya berkebun adalah kegiatan yang menyenangkan, selain bisa menambah wawasan ia juga bisa menikmati keindahan berbagai macam tumbuhan yang ada di sekitarnya. Pada saat bel istirahat Rani sedang menanam tanaman hidroponiknya. Baca selengkapnya disini.....

Petualangan Lima Sahabat
Karya : Choirur Rizal Abdillah
Instagram : @choirurrzl



Pagi yang sejuk, sang mentari yang mengintip dari celah-celah pepohonan yang rimbun.Burung-burung yang berkicau merdu,dengan sedikit embun yang menetes dari daun-daun yang hijau.Menyambut kala itu.Entah kenapa pagi itu Budi merasa sangat bahagia dibandingkan dengan hari-hari biasanya,mungkin karena itu adalah hari pertama libur semester.Seperti biasanya setelah Budi melaksanakan UAS,sekolahnya akan memberikan libur selama dua minggu.Waktu itu ia memang sudah punya rencana untuk liburan,tapi ia bingung mau kemana dan dengan siapa.

Ia adalah Budi,pemuda dari kota Malang.Umurnya yang sekarang menginjak 17 tahun.Ia sekarang duduk di bangku SMA kelas 11.Budi sangat suka travelling,hobby itu bukan tanpa alas an ia lakukan.Pemuda tersebut terinspirasi dari hobby ayahnya yang suka mendaki gunung.Apalagi ayahnya yang terkenal sebagai pegiat alam waktu ia masih muda. Baca selengkapnya disini.....

Mengapa Engkau Rusak?
Karya : Prestisia Purnama D.
Instagram : @prestisiapd



Pagi hari, tepat setelah bel istirahat berbunyi, aku masih terdiam ditempat dudukku. Sambil melihat burung yang sedang bertengger di dahan pohon, aku melamun dan memikirkan liburan semester minggu depan. Tiba tiba, Bonita dan Vini, kedua teman cantikku itu sedang menggangguku dengan mondar mandir dan berusaha membuyarkan lamunanku.
“Heii daritadi digangguin tetep aja ngeliatin jendela sambil bengong. Ada masalah yang lagi dipikirin?” ujar Bonita mengagetkanku.
“Hmm, aku cuma lagi mikirin liburan semester minggu depan nih. Aku ingin pergi liburan sambil menikmati alam bebas,” kataku menjelaskan kepada Bonita.
“Oh, liburan aja dipikirin susah. Kalo itu sih aku punya banyak rencana, Fries!” kata Vini sambil duduk disebelah kursiku yang sedang kosong.
“Oh ya?! Kamu punya rencana mau kemana,Vin?” tanyaku, dengan semangat.
“Iya tapi hanya wacana saja, kalo niatnya sih yang jelas gaada, Hehehe,” kata Vini, si cewek yang tidak pernah bisa serius.
“Huuuh kirain beneran, udah terlanjur semangat pengen denger nih,” kataku sambil memukuli Vini dengan kotak pensil, mengesalkan. Baca selengkapnya disini.....

29 Februari
Karya : Shafira Cahya Nanda Herita
Instagram : @shafiracahya


Hadirmu kian tidak akan pernah nampak lagi di sisiku, rindu yang terus mengalir tanpa jeda masuk ke dalam relungku. Aku berdiam diri duduk terpatri, bayang-bayang semu menghampiri diri yang enggan menghilang. Senyum tak lagi kudapat, canda tak dapat kuraih. Inilah yang hanya dapat aku lakukan, berlinang tangis mengikhlaskan kepergian engkau di sana. Kucintai semua hal kali ini, dan mungkin seterusnya.
05 Desember 2015
Aruna Qila Ivana, nama yang diberikan Ayah dan Ibu kepadaku sehari sebelum aku terlahir di dunia ini, Ayah dan Ibu sering sekali membacakan aku dongeng sebelum tidur, menyanyikanku lagu yang khusus mereka rancang untuk menghantarkan aku di pulau mimpi, dan mereka juga sering menenangkanku saat aku merasa sedih, gundah dan cemas. semua itu tampak baik-baik saja dan juga terasa menyenangkan sebelum satu hal yang tidak aku inginkan membuat hatiku teremas kencang.
                                                    



Dilindungi oleh hak cipta. Copyright ©2018

2 comments:

  1. Untuk yang lagi galau, yang lagi bosan tidak tahu mau ngapain,
    tenang,,sekarang ada yang akan menghibur kalian sekaligus
    mengisi hari-hari kalian dengan games" online yang pastinya tidak akan
    mengecewakan kalian deh...

    yuk ikutan gabung bersama Pesonavip.com
    Dapatkan Bonus Rollingan TO Sebesar 0,3 - 0.5% / Hari
    Bonus Referral Sebesar 20% Seumur Hidup

    * Minimal deposit hanya Rp 20.000
    * Minimal tarik dana Rp 20.000
    * Dilayani oleh CS profesional dan ramah
    * 24 jam online
    * Proses Depo & WD super cepat
    * No ROBOT MURNI PLAYER VS PLAYER
    * kamu berkesempatan menangkan Jackpot setiap harinya.

    Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24 Online Setiap hari melalui :

    * PIN BBM : pesonaqq
    * WA : +85587984700

    Link Alternatif : Pesonavip.com

    Salam Sukses Pesonaqq.com

    ReplyDelete